Hello World; Pagi Fans, Please Say Hello Haters ;*
Maaf tadi malem gak update, baru sempet Posting lagi gegara ada Amer yang kudu dihabiskan dengan sahabat2 dekat gue akwkwakwa.
kali ini Nue bakal Share Mengenal Route Summarization & Tutorial Menentukan Route Summarization .
INTRO :Pernahkah kalian mendengar istilah route summarization ? Biasanya istilah ini muncul ketika kalian mempelajari routing. Routing sendiri diperlukan untuk menghubungkan host-host yang terletak pada router yang berbeda. Bukan sebuah masalah jika network yang ingin kita hubungkan hanya satu atau dua. Namun bagaimana jika network yang ingin kita koneksikan ternyata berjumlah banyak ? Tentunya banyak pula routing yang harus dilakukan. Dan mungkin saja kita merasa malas jika harus melakukan routing satu persatu.
Jadi dapat dikatakan bahwa route summarization adalah teknik untuk meringkas jalur routing dengan cara menggabungkan beberapa atau banyak network menjadi satu buah jaringan yang lebih besar.
Kelebihan
1. Menghemat memori
Semakin banyak rute yang dikelola oleh router, akan semakin banyak pula memori yang dibutuhkan untuk menyimpannya. Jika rute-rute tersebut diringkas menjadi lebih sederhana maka daftar routing yang dikelola oleh router akan menjadi lebih sedikit dan otomatis memori yang digunakan juga lebih sedikit.
2. Menghemat bandwidth
Pada routing dinamik, terjadi proses update informasi tabel routing yang dilakukan dalam periode tertentu. Router akan saling berkirim paket yang berisi informasi routing kepada router-router terdekat. Apabila jumlah rute yang diinformasikan cukup banyak maka bandwidth yang dibutuhkan untuk mengirim paket akan menjadi lebih besar. Dengan dilakukannya sumarisasi, maka jumlah rute yang harus di-advertise ke router lain akan semakin sedikit sehingga bandwidth yang digunakan juga semakin kecil.
3. Menghemat CPU Load
Router tidak hanya menyimpan tabel routing yang berisi daftar rute menuju suatu network. Namun juga mengelolanya. Pada dynamic routing, router akan melakukan kalkulasi perhitungan untuk menentukan best path atau jalur terbaik yang akan dilalui oleh paket. Jalur yang banyak tentunya mengharuskan router untuk melakukan banyak kalkulasi, membandingkan rute ini dengan rute itu dan lain-lain. Dengan meringkas rute maka dapat mengurangi proses pada router karena rute yang harus dikalkulasi menjadi lebih sedikit
4. Membuat jaringan terkesan lebih stabil
Penjelasannya kurang lebih seperti ini, ketika banyak jalur yang ada pada router maka semua jalur tersebut akan dikelola. Apabila terdapat link yang mengalami kegagalan (down) maka router akan memberikan update informasi kepada router lain. Bagaimana jika terdapat sebuah link yang kondisinya up down secara terus menerus (tidak stabil) ? Maka router sebentar-sebantar harus melakukan update informasi. Hal seperti ini membuat jaringan terkesan tidak stabil.
Kekurangan
1. Merubah network menjadi classfull
Hal ini biasanya terjadi pada routing dinamik, karena pada pada dynamic routing, proses sumarisasi dapat dilakukan secara otomatis oleh router (auto-summary). Dengan auto-summary tersebut, semua network yang terhubung ke router tersebut akan disumarisai menjadi network classfull. Yang menjadikannya kekurangan adalah sumarisasi ke dalam bentuk “classfull” ini, karena tidak peduli network berapa saja yang terhubung dengan router, semua akan di-summarize ke bentuk default kelasnya masing-masing. Contoh, ketika kita menggunakan network dengan ip 10.10.10.0/24, maka oleh router akan diubah menjadi 10.0.0.0/8 (default kelas A).
Contoh lain, misalkan terdapat tiga buah jaringan yang terhubung ke router yakni :
172.16.10.0
172.16.20.0
172.16.30.0
Meskipun hanya terdapat tiga buah network namun auto-summary akan merubah network tersebut ke dalam bentuk classfull menjadi 172.16.0.0/16. Dalam situasi tertentu, penggunaan auto-summary tersebut dapat mengakibatkan looping.
2. Kurang menjadi prioritas dalam routing
Jalur network yang telah diringkas (summarize) kurang menjadi pilihan untuk dilewati paket. Kenapa begitu ? Karena network yang telah disumarisasi akan menjadi lebih besar. Sedangkan router dalam pemilihan jalur routingnya akan lebih memilih jalur yang lebih sepisifik. Router akan menganggap summarized network sebagai network yang luas sehingga tidak dapat menentukan jalur routing dengan
Cara Menentukan Route Summarization
Untuk dapat menentukan sumarisasi rute, kita harus melakukan supernetting (kebalikannya subnetting). Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan network yang lebih ringkas yang nantinya akan dijadikan sebagai destination network pada konfigurasi routing.
Sebelum lanjutNue akan jelaskan kembali kenapa kita memerlukan route summarization. Dalam beberapa situasi atau pada kondisi jaringan yang memiliki banyak network, tentunya akan memerlukan konfigurasi yang banyak. Salah satunya adalah konfigurasi routing.
Banyaknya jaringan yang dikelola mengharuskan sang admin untuk melakukan routing ke seluruh jaringan tersebut. Konfigurasi routing yang banyak akan mengakibatkan banyaknya entry route pada tabel routing. Selain itu, melakukan konfigurasi routing berkali-kali akan menyebabkan lelah dan pusing.
Ingat! Rute-rute yang disimpan oleh router memerlukan ruang penyimpanan dan juga sumber daya cpu (untuk routing dinamik). Untuk mengurangi jumlah entry route yang banyak, kita bisa meringkas destination network dari beberapa network sekaligus menjadi satu buah network yang lebih besar. Jadi intinya adalah menggabungkan beberapa destination network menjadi satu buah destination network yang lebih besar.
Sekarang mari belajar men-sumarisasi. Untuk melakukan sumarisasi, kita harus memperhatikan network-network yang akan digabungkan. Akan lebih mudah menggabungkan network-network yang masih dalam kelas yang sama contohnya network berikut :
192.168.1.0/24
192.168.2.0/24
192.168.3.0/24
192.168.4.0/24
192.168.5.0/24
Kita akan men-sumarisasi lima network di atas menjadi satu buah destination network.
Langkah ke-1
Pertama-tama, ubah network address menjadi bentuk biner :
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
192.168.2.0 = 11000000.10101000.00000010.00000000
192.168.3.0 = 11000000.10101000.00000011.00000000
192.168.4.0 = 11000000.10101000.00000100.00000000
192.168.5.0 = 11000000.10101000.00000111.00000000
Langkah ke-2
Kemudian kita tandai bilangan-bilangan biner diatas yang nilai angkanya sama :
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
192.168.2.0 = 11000000.10101000.00000010.00000000
192.168.3.0 = 11000000.10101000.00000011.00000000
192.168.4.0 = 11000000.10101000.00000100.00000000
192.168.5.0 = 11000000.10101000.00000111.00000000
Abaikan sejenak angka yang tidak diberi warna merah.
Langkah ke-3
Masih ingat angka yang saya minta untuk diabaikan tadi ? Karena angka-angka tersebut diabaikan maka nilainya dianggap menjadi 0.
Sehingga akan terbentuk network address sebagai berikut :
11000000.10101000.00000000.00000000
Lalu ubah network address di atas menjadi bentuk desimal.
11000000.10101000.00000000.00000000 = 192.168.0.0
Langkah ke-4
Selanjutnya adalah menentukan subnetmasknya. Bagaimana caranya ?
Apakah kamu masih ingat dengan angka-angka yang diberi warna tadi ? Ada berapa digit angka ? Yuk dihitung :
Ternyata ada 21 digit angka. Berarti subnetmasknya adalah /21 yang jika dituliskan menjadi 255.255.248.0
Keseluruhan hasil sumarisasinya adalah :
192.168.0.0/21
Gak percaya ? Mari kita coba terapkan pada topologi jaringan. Kamu bisa coba menggunakan aplikasi cisco packet tracer.
Berikan ip address untuk komputer dan router. Sertakan gateway untuk masing-masing komputer, silahkan tentukan sendiri pengalamatan yang diinginkan.
Kemudian pada R1, konfigurasi routing seperti berikut :
ip route 192.168.0.0 255.255.248.0 [next_hop]
Contoh di tempat saya next-hop yang digunakan adalah 100.100.100.2 (ip address R2).
Jangan lupa untuk mengkonfigurasi routing pada R2.
Pengujian
Lakukan pengujian dengan mengirimkan pesan atau melakukan ping dari PC0 ke PC1, PC2, PC3, PC4, dan PC5.
Packet Tracer PC Command Line 1.0
C:\>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.2.1
Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.2.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.3.1
Pinging 192.168.3.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.3.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.4.1
Pinging 192.168.4.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.4.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.5.1
Pinging 192.168.5.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.5.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\>
Dan semuanya berhasil terkoneksi. Hanya dengan satu buah entry route kita bisa menghubungkan lima jaringan sekaligus. Wow!
Berikut adalah tabel routing pada R1 :
Gateway of last resort is not set
100.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
C 100.100.100.0 is directly connected, FastEthernet1/0
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.30.0 is directly connected, FastEthernet0/0
S 192.168.0.0/21 [1/0] via 100.100.100.2
R1#
Latihan ke-2
Lalu bagaimana kalau network addressnya dari kelas lain atau selain 192.x.x.x ? Mari kita coba hitung lagi. Untuk kali ini network addressnya adalah :
172.16.11.0/24
172.16.12.0/25
172.16.12.128/26
172.16.12.192/27
172.16.12.224/28
Selanjutnya ubah menjadi bilangan biner. Pada saat mengubah menjadi bilangan biner ini kita abaikan nilai subnetmasknya :
172.16.11.0 = 10101100.00010000.00001011.00000000
172.16.12.0 = 10101100.00010000.00001100.00000000
172.16.12.128 = 10101100.00010000.00001100.10000000
172.16.12.192 = 10101100.00010000.00001100.11000000
172.16.12.224 = 10101100.00010000.00001100.11100000
Beri tanda pada bilangan yang memiliki nilai sama :
172.16.11.0 = 10101100.00010000.00001011.00000000
172.16.12.0 = 10101100.00010000.00001100.00000000
172.16.12.128 = 10101100.00010000.00001100.10000000
172.16.12.192 = 10101100.00010000.00001100.11000000
172.16.12.224 = 10101100.00010000.00001100.11100000
Abaikan dahulu angka-angka yang tidak diberi warna merah. Lalu hitung berapa digit angka yang telah diberi tanda tadi.
Ternyata ada 21 lagi. Itulah nilai untuk subnetmask yang baru.
Selanjutnya tinggal mengubah network address menjadi bentuk desimal dan untuk angka-angka yang tidak berwarna merah, otomatis bernilai 0.
10101100.00010000.00001000.00000000 = 172.16.8.0
Maka network yang terbentuk adalah :
172.16.8.0/21
Penutup
Route Summarization adalah sebuah teknik untuk menyederhanakan jaringan yang kompleks agar proses routing menjadi lebih sederhana. Oleh karena itu route summarization lebih cocok diterapkan pada jaringan enterprise dengan network yang kompleks. Jika kita hanya mengelola jaringan yang kecil saya rasa tidak perlu menggunakan summarization. untuk selanjutnya silahkan elu praktekan dan oprek sendiri.
Mampir juga ke artikel di Blog ini yg setema dengan tutorial kali ini > Label Cisco Packet Tracer
owh iya, Bila ada Link atau gambar pada Artikel Blog ini ada yang rusak/Mati, harap lapor disini
Stay Cool and Keep ./Crotz , gaes <(")
bila ada kesalahan mohon di maafkan dan dibenarkan di kolom komentar kak.
bila ada kritik, dan pertanyaan langsung aja kak ke wall fanspage kami: TKJ CYBER ART
Nue cuma niat untuk Share Tutorial, yg bertujuan utk membantu para pemula kek Nue :')
Sekian dan semoga bermanfaat .. terimakasih
Thanks to [Refrensi]:
http://www.pearsonitcertification.com/articles/article.aspx?p=2169746&seqNum=7
./Nuenomaru
Visit and follow :
FP : TKJ Cyber Art
G+ : TKJ Cyber Art
youtube : TKJ Cyber Art
BBM : C0018D1A2
Line : http://line.me/ti/p/%40hjl8740i
Maaf tadi malem gak update, baru sempet Posting lagi gegara ada Amer yang kudu dihabiskan dengan sahabat2 dekat gue akwkwakwa.
kali ini Nue bakal Share Mengenal Route Summarization & Tutorial Menentukan Route Summarization .
INTRO :Pernahkah kalian mendengar istilah route summarization ? Biasanya istilah ini muncul ketika kalian mempelajari routing. Routing sendiri diperlukan untuk menghubungkan host-host yang terletak pada router yang berbeda. Bukan sebuah masalah jika network yang ingin kita hubungkan hanya satu atau dua. Namun bagaimana jika network yang ingin kita koneksikan ternyata berjumlah banyak ? Tentunya banyak pula routing yang harus dilakukan. Dan mungkin saja kita merasa malas jika harus melakukan routing satu persatu.
Contoh Topologi dengan Banyak Network |
Semakin banyak entry route yang ada pada tabel routing akan semakin menguras sumber daya router. Router akan menggunakan memory yang dimiliki untuk menyimpan daftar routing yang dimiliki. Maka dari itu, semakin banyak daftar routing dan tabel routing yang dikelola, semakin besar sumberdaya yang harus router kerahkan sehingga dapat membebani kinerja dari router tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan peringkasan entry route sehingga daftar routing menjadi lebih sedikit. Bagaimana cara meringkasnya ? Yakni dengan route summarization.Konsep dari route summarization adalah menggabungkan beberapa jaringan menjadi satu buah jaringan yang lebih besar atau disebut juga supernetting (kebalikan dari subnetting). Network yang telah disumarisasi/supernetting akan membuat proses routing menjadi lebih ringkas karena jumlah rute (route) yang tadinya ada banyak menjadi lebih sedikit.
gambar jaringan yang telah disumarisasi |
Kelebihan
1. Menghemat memori
Semakin banyak rute yang dikelola oleh router, akan semakin banyak pula memori yang dibutuhkan untuk menyimpannya. Jika rute-rute tersebut diringkas menjadi lebih sederhana maka daftar routing yang dikelola oleh router akan menjadi lebih sedikit dan otomatis memori yang digunakan juga lebih sedikit.
2. Menghemat bandwidth
Pada routing dinamik, terjadi proses update informasi tabel routing yang dilakukan dalam periode tertentu. Router akan saling berkirim paket yang berisi informasi routing kepada router-router terdekat. Apabila jumlah rute yang diinformasikan cukup banyak maka bandwidth yang dibutuhkan untuk mengirim paket akan menjadi lebih besar. Dengan dilakukannya sumarisasi, maka jumlah rute yang harus di-advertise ke router lain akan semakin sedikit sehingga bandwidth yang digunakan juga semakin kecil.
3. Menghemat CPU Load
Router tidak hanya menyimpan tabel routing yang berisi daftar rute menuju suatu network. Namun juga mengelolanya. Pada dynamic routing, router akan melakukan kalkulasi perhitungan untuk menentukan best path atau jalur terbaik yang akan dilalui oleh paket. Jalur yang banyak tentunya mengharuskan router untuk melakukan banyak kalkulasi, membandingkan rute ini dengan rute itu dan lain-lain. Dengan meringkas rute maka dapat mengurangi proses pada router karena rute yang harus dikalkulasi menjadi lebih sedikit
4. Membuat jaringan terkesan lebih stabil
Penjelasannya kurang lebih seperti ini, ketika banyak jalur yang ada pada router maka semua jalur tersebut akan dikelola. Apabila terdapat link yang mengalami kegagalan (down) maka router akan memberikan update informasi kepada router lain. Bagaimana jika terdapat sebuah link yang kondisinya up down secara terus menerus (tidak stabil) ? Maka router sebentar-sebantar harus melakukan update informasi. Hal seperti ini membuat jaringan terkesan tidak stabil.
Lain halnya dengan jalur yang sudah di-summarize. Ketika terdapat link yang masih termasuk dalam network sumarisasi tadi mengalami down, maka router tidak langsung melakukan update informasi, karena router menganggap jalur tersebut masih terlihat aktif (up). Apabila semua jalur yang berada di dalam area sumarisasi mengalami down, barulah router akan melakukan update informasi.
Mekanisme ini biasanya terjadi pada routing OSPF atau EIGRP karena proses update informasi pada kedua routing tersebut hanya dilakukan ketika terjadi perubahan (link down, link up, maupun penambahan link baru).Kekurangan
1. Merubah network menjadi classfull
Hal ini biasanya terjadi pada routing dinamik, karena pada pada dynamic routing, proses sumarisasi dapat dilakukan secara otomatis oleh router (auto-summary). Dengan auto-summary tersebut, semua network yang terhubung ke router tersebut akan disumarisai menjadi network classfull. Yang menjadikannya kekurangan adalah sumarisasi ke dalam bentuk “classfull” ini, karena tidak peduli network berapa saja yang terhubung dengan router, semua akan di-summarize ke bentuk default kelasnya masing-masing. Contoh, ketika kita menggunakan network dengan ip 10.10.10.0/24, maka oleh router akan diubah menjadi 10.0.0.0/8 (default kelas A).
Contoh lain, misalkan terdapat tiga buah jaringan yang terhubung ke router yakni :
172.16.10.0
172.16.20.0
172.16.30.0
Meskipun hanya terdapat tiga buah network namun auto-summary akan merubah network tersebut ke dalam bentuk classfull menjadi 172.16.0.0/16. Dalam situasi tertentu, penggunaan auto-summary tersebut dapat mengakibatkan looping.
2. Kurang menjadi prioritas dalam routing
Jalur network yang telah diringkas (summarize) kurang menjadi pilihan untuk dilewati paket. Kenapa begitu ? Karena network yang telah disumarisasi akan menjadi lebih besar. Sedangkan router dalam pemilihan jalur routingnya akan lebih memilih jalur yang lebih sepisifik. Router akan menganggap summarized network sebagai network yang luas sehingga tidak dapat menentukan jalur routing dengan
Cara Menentukan Route Summarization
Untuk dapat menentukan sumarisasi rute, kita harus melakukan supernetting (kebalikannya subnetting). Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan network yang lebih ringkas yang nantinya akan dijadikan sebagai destination network pada konfigurasi routing.
Sebelum lanjutNue akan jelaskan kembali kenapa kita memerlukan route summarization. Dalam beberapa situasi atau pada kondisi jaringan yang memiliki banyak network, tentunya akan memerlukan konfigurasi yang banyak. Salah satunya adalah konfigurasi routing.
Banyaknya jaringan yang dikelola mengharuskan sang admin untuk melakukan routing ke seluruh jaringan tersebut. Konfigurasi routing yang banyak akan mengakibatkan banyaknya entry route pada tabel routing. Selain itu, melakukan konfigurasi routing berkali-kali akan menyebabkan lelah dan pusing.
Ingat! Rute-rute yang disimpan oleh router memerlukan ruang penyimpanan dan juga sumber daya cpu (untuk routing dinamik). Untuk mengurangi jumlah entry route yang banyak, kita bisa meringkas destination network dari beberapa network sekaligus menjadi satu buah network yang lebih besar. Jadi intinya adalah menggabungkan beberapa destination network menjadi satu buah destination network yang lebih besar.
Sekarang mari belajar men-sumarisasi. Untuk melakukan sumarisasi, kita harus memperhatikan network-network yang akan digabungkan. Akan lebih mudah menggabungkan network-network yang masih dalam kelas yang sama contohnya network berikut :
192.168.1.0/24
192.168.2.0/24
192.168.3.0/24
192.168.4.0/24
192.168.5.0/24
Kita akan men-sumarisasi lima network di atas menjadi satu buah destination network.
Langkah ke-1
Pertama-tama, ubah network address menjadi bentuk biner :
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
192.168.2.0 = 11000000.10101000.00000010.00000000
192.168.3.0 = 11000000.10101000.00000011.00000000
192.168.4.0 = 11000000.10101000.00000100.00000000
192.168.5.0 = 11000000.10101000.00000111.00000000
Langkah ke-2
Kemudian kita tandai bilangan-bilangan biner diatas yang nilai angkanya sama :
192.168.1.0 = 11000000.10101000.00000001.00000000
192.168.2.0 = 11000000.10101000.00000010.00000000
192.168.3.0 = 11000000.10101000.00000011.00000000
192.168.4.0 = 11000000.10101000.00000100.00000000
192.168.5.0 = 11000000.10101000.00000111.00000000
Abaikan sejenak angka yang tidak diberi warna merah.
Langkah ke-3
Masih ingat angka yang saya minta untuk diabaikan tadi ? Karena angka-angka tersebut diabaikan maka nilainya dianggap menjadi 0.
Sehingga akan terbentuk network address sebagai berikut :
11000000.10101000.00000000.00000000
Lalu ubah network address di atas menjadi bentuk desimal.
11000000.10101000.00000000.00000000 = 192.168.0.0
Langkah ke-4
Selanjutnya adalah menentukan subnetmasknya. Bagaimana caranya ?
Apakah kamu masih ingat dengan angka-angka yang diberi warna tadi ? Ada berapa digit angka ? Yuk dihitung :
Ternyata ada 21 digit angka. Berarti subnetmasknya adalah /21 yang jika dituliskan menjadi 255.255.248.0
Keseluruhan hasil sumarisasinya adalah :
192.168.0.0/21
Gak percaya ? Mari kita coba terapkan pada topologi jaringan. Kamu bisa coba menggunakan aplikasi cisco packet tracer.
Berikan ip address untuk komputer dan router. Sertakan gateway untuk masing-masing komputer, silahkan tentukan sendiri pengalamatan yang diinginkan.
Kemudian pada R1, konfigurasi routing seperti berikut :
ip route 192.168.0.0 255.255.248.0 [next_hop]
Contoh di tempat saya next-hop yang digunakan adalah 100.100.100.2 (ip address R2).
Jangan lupa untuk mengkonfigurasi routing pada R2.
Pengujian
Lakukan pengujian dengan mengirimkan pesan atau melakukan ping dari PC0 ke PC1, PC2, PC3, PC4, dan PC5.
Packet Tracer PC Command Line 1.0
C:\>ping 192.168.1.1
Pinging 192.168.1.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.1.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.2.1
Pinging 192.168.2.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.2.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.2.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.3.1
Pinging 192.168.3.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.3.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.3.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.4.1
Pinging 192.168.4.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.4.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.4.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms
C:\>ping 192.168.5.1
Pinging 192.168.5.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Reply from 192.168.5.1: bytes=32 time<1ms TTL=126
Ping statistics for 192.168.5.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms C:\>
Dan semuanya berhasil terkoneksi. Hanya dengan satu buah entry route kita bisa menghubungkan lima jaringan sekaligus. Wow!
Berikut adalah tabel routing pada R1 :
Gateway of last resort is not set
100.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
C 100.100.100.0 is directly connected, FastEthernet1/0
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.30.0 is directly connected, FastEthernet0/0
S 192.168.0.0/21 [1/0] via 100.100.100.2
R1#
Latihan ke-2
Lalu bagaimana kalau network addressnya dari kelas lain atau selain 192.x.x.x ? Mari kita coba hitung lagi. Untuk kali ini network addressnya adalah :
172.16.11.0/24
172.16.12.0/25
172.16.12.128/26
172.16.12.192/27
172.16.12.224/28
Selanjutnya ubah menjadi bilangan biner. Pada saat mengubah menjadi bilangan biner ini kita abaikan nilai subnetmasknya :
172.16.11.0 = 10101100.00010000.00001011.00000000
172.16.12.0 = 10101100.00010000.00001100.00000000
172.16.12.128 = 10101100.00010000.00001100.10000000
172.16.12.192 = 10101100.00010000.00001100.11000000
172.16.12.224 = 10101100.00010000.00001100.11100000
Beri tanda pada bilangan yang memiliki nilai sama :
172.16.11.0 = 10101100.00010000.00001011.00000000
172.16.12.0 = 10101100.00010000.00001100.00000000
172.16.12.128 = 10101100.00010000.00001100.10000000
172.16.12.192 = 10101100.00010000.00001100.11000000
172.16.12.224 = 10101100.00010000.00001100.11100000
Abaikan dahulu angka-angka yang tidak diberi warna merah. Lalu hitung berapa digit angka yang telah diberi tanda tadi.
Ternyata ada 21 lagi. Itulah nilai untuk subnetmask yang baru.
Selanjutnya tinggal mengubah network address menjadi bentuk desimal dan untuk angka-angka yang tidak berwarna merah, otomatis bernilai 0.
10101100.00010000.00001000.00000000 = 172.16.8.0
Maka network yang terbentuk adalah :
172.16.8.0/21
Penutup
Route Summarization adalah sebuah teknik untuk menyederhanakan jaringan yang kompleks agar proses routing menjadi lebih sederhana. Oleh karena itu route summarization lebih cocok diterapkan pada jaringan enterprise dengan network yang kompleks. Jika kita hanya mengelola jaringan yang kecil saya rasa tidak perlu menggunakan summarization. untuk selanjutnya silahkan elu praktekan dan oprek sendiri.
Mampir juga ke artikel di Blog ini yg setema dengan tutorial kali ini > Label Cisco Packet Tracer
owh iya, Bila ada Link atau gambar pada Artikel Blog ini ada yang rusak/Mati, harap lapor disini
Stay Cool and Keep ./Crotz , gaes <(")
bila ada kesalahan mohon di maafkan dan dibenarkan di kolom komentar kak.
bila ada kritik, dan pertanyaan langsung aja kak ke wall fanspage kami: TKJ CYBER ART
Nue cuma niat untuk Share Tutorial, yg bertujuan utk membantu para pemula kek Nue :')
Sekian dan semoga bermanfaat .. terimakasih
Thanks to [Refrensi]:
http://www.pearsonitcertification.com/articles/article.aspx?p=2169746&seqNum=7
./Nuenomaru
Indonesia sedang Tahap Proses, DIAMLAH !, Jika Bhakti Mu hanya PROTES . |
Visit and follow :
FP : TKJ Cyber Art
G+ : TKJ Cyber Art
youtube : TKJ Cyber Art
BBM : C0018D1A2
Line : http://line.me/ti/p/%40hjl8740i
EmoticonEmoticon